Ucok Hasibuan “JCloth”

 

JakCloth, salah satu pameran produk fashion clothing line terbesar yang pernah ada di Indonesia. Selama delapan tahun JakCloth berdiri, hampir semua acara JakCloth selalu berakhir dengan meriah dan selalu meninggalkan kesan bagi para pengunjung yang datang.

H-2 sebelum acara JakCloth Summer Fest 2016 diadakan, Plaza Tenggara-Selatan Gelora Bung Karno telah berdiri tiang-tiang booth yang akan digunakan oleh para tenant yang berpartisipasi dalam acara itu. Sudah terbayang dalam pikiran akan seperti apa kemeriahan acara yang berlangsung dari 4-8 Mei 2016 mendatang.


Money.id
cukup tertarik bagaimana awal mula JakCloth tersebut terbentuk. Bertempat di Lagunas Resto, Senayan, pada Senin malam, 2 Mei 2016, Money.idmendapat kesempatan mewawancarai pendiri dari pameran clothing terbesar se-Indonesia itu.

Setelah satu jam menanti, sang pemilik Event Organizer (EO) Mipro sekaligus pendiri JakCloth, Achmad Ichsan Nasution hadir ditemani oleh sang istri, Adaninggar.

“Sudah lama menunggu ya? Maaf ya kami dari Bintaro. Di jalan tol cukup macet tadi. Ayo kita ngobrol agak kepojok biar lebih tenang,” ujar pria yang hangat disapa Bang Ucok ini menyapa Money.id.

Berbadan tinggi besar, dengan outfit yang santai kaos hitam yang cukup unik bertuliskan ‘Kurang Piknik’, tidak ada yang menyangka bahwa pria ini adalah orang yang berjuang dari bawah membangun sebuah event yang kini selalu jadi perbincangan di kalangan remaja.

Mengawali karier bekerja di sebuah perusahaan media bagian event, membuat Ucok selalu dipercaya untuk membuat sebuah acaranya yang besar. Dan selama ia bekerja, pria tersebut membuktikan bahwa semua event yang ia tangani sangat sukses. Dari sanalah cita-cita kecil Ucok muncul untuk membangun sebuah perusahaan EO sendiri.

Dengan posisi masih bekerja di perusahaan tersebut, pada 2002-2003 dia sering membuat acara sendiri. Kemudian tepatnya pada 2005, Ucok mencoba mendatangkan band yang paling ‘cadas’ dari luar negeri sekitar April dan September.

Tapi siapa sangka, pria yang dikenal selalu sukses membuat event tersebut ternyata mengalami kerugian yang sangat besar. Sampai-sampai ia harus rela pindah tempat kerja untuk mengembalikan uang kepada investor.

“Waktu itu saya mengalami kerugian yang sangat besar sekitar Rp250 juta. Buat saya pekerja yang hanya memiliki gaji Rp3 juta per bulan itu besar banget. Saya sempat pindah kerja, dan berpikir cara mengembalikannya bagaimana, karena itu berhubungan dengan investor saya. Kalau dengan gaji saya yang segitu, kira-kira 10 tahun mungkin baru kembali uang tersebut,” cerita Ucok.

Ayah anak dua tersebut berdoa dan semakin kuat beribadah meminta pertolongan dari Tuhan. Tapi siapa sangka ternyata pertolongan tersebut sangat cepat, ia pun bisa melunasi uang tersebut dalam jangka waktu enam bulan.

Bukan datang dengan sendirinya tentunya, Ucok rela melakukan apa saja, bekerja apa saja yang masih bisa ia kerjakan agar bisa mengembalikan uang itu. Ucok bercerita, seumur-umur ia menangani berbagai event, belum pernah sekalipun dia menerima proyek musik dangdut. Alasannya, karena memang tidak mengerti.

Namun karena ia terdesak harus membayar kerugian senilai Rp250 juta itu, akhirnya Ucok menerima penawaran sebuah perusahaan untuk menjalani roadshow musik dangdut di delapan kota di Indonesia.

Akhirnya uang tersebut bisa lunas, dan itu membuat ia berpikir kembali, kenapa tidak membangun sebuah perusahaan EO sendiri. Saat itu karyawan yang Ucok miliki hanya satu orang admin saja, dan sisanya adalah pegawai lepas dibayar per hari.

Tapi dari event awal yang ia tangani seperti acara roadshow memasak, ia pun bisa mendapatkan penghasilan yang kira-kira setara gaji selama dua tahun karyawan di perusahaan media.

0 Comments

Leave a Reply

XHTML: You can use these tags: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <s> <strike> <strong>